Minggu, 21 Agustus 2011

Dalam doa duka bersemayam


Di pemakaman yang hikmatnya terasa itu. kesedihan mengenangkan kejadian. Datang sendiri tanpa di undang. Meminta waktu untuk terisak dan bercumbu dengan ingatan. Nostalgia masa lalu hadir bersama ceramah yang mengingatkan akan awal yang pasti memiliki akhir. Bibir pucat hingga bergincu mengecap beningnya air mata yang menerobos dari kelopak lalu meluncur di pipi. Merah-merah sudah. Dalam doa yang menutuo duka bersemayam. Kematian telah mencukupkan hidup di dunia, tentang cinta manusia sudah tentang hidup selamanya di mulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar